Tersenyumlah :-)

Pukul 04.45 pagi..

Hari masih gelap..sunyi..
udara di luar pagi ini begitu dingin, terasa hingga menusuk tulang-tulang dalam tubuh..
Subuh tadi, dia sudah terbangun dengan masih megenakan piamanya..
matanya terlihat masih menyipit dan berat..
samar-samar terlihat dia membawa sesuatu di tangannya..
oh.. ternyata dia membawa sapu yang diseretnya dengan enggan..


Dengan pelan, dia mulai membersihkan lantai teras merah marun itu dengan sapu..
terdengar sesekali dia terbatuk-batuk..suaranya parau..
sakit sepertinya..
ku sapa dia dengan lembut tadi, namun dia hanya melihat ku sekilas, lalu kembali sibuk dengan kegiatannya..
adik kecil..dulu kau bilang ingin lari dari sini..
ingin lari..
ingin lari..


Pagi hari di minggu kemarin..
aku diam-diam melihatmu menangis lagi..
badanmu gemetar..ada isak yang kau tahan sepertinya di sana..
kau berdiri di atas kursi pelastik merah itu sambil memegang lap ditangan mungilmu..
seraya ingin membersihkan kaca jendela rumah, kau menyembunyikan wajahmu di balik tirai..
aku tahu..kau menangis lagi sayang..


Aku memanggilmu kembali dari jauh..
tapi pagi itu, kau tidak menjawabku, dan juga tidak menoleh sedikitpun..
tubuh mungilmu masih bergetar, dan gerak tanganmu dengan cepat menghapus air matamu yang jatuh..
adik kecil..dulu kau bilang ingin pergi dari sini..
ingin pergi..
ingin pergi..


Dulu.. aku juga pernah melihamu yang sedang menyiram bunga-bunga di taman..
sore hari ketika itu, aku melihatmu dari kamar ke arah taman..
kau membasahi tiap-tiap bunga di sana, sambil sesekali membenarkan selang air yang tiba-tiba terlepas dari sambungannya..
aku tersenyum melihatmu, dan kau pun membalasnya dengan senyum yang ceria..
tapi senyuman itu hanya sebentar..


Terdengar suara ribut-ribut dari dalam rumah menuju taman..
itu suara dia.. dia yang sudah mulai menua yang membuat rambutnya dipenuhi warna putih..
dia yang entah tanpa sengaja atau tidak.. membuat mu sering menangis adik kecil..
Suara tuanya membuat senyummu luntur seketika..
gerakan mu mulai takut dan kaku..
bising sekali suaranya sore itu.. mungkin terdengar hingga ke jalan..
dengan menggunakan bahasa daerahnya ia memarahimu, memberikan perintah dengan tegas kepadamu..
suara tuanya begitu keras.. dingin..
adik kecil..dulu kau bilang ingin pulang kembali kepada ayahmu..
ingin pulang..
ingin pulang..


Batinku berteriak.. ketika melihatmu menangis adik kecil..
Ingin sekali melihat mu dapat bermain dengan teman-teman sebayamu..
tertawa, bercanda, dan menikmati masa kecilmu sendiri..
hmmh.. bersabarlah lebih sedikit lagi sayang..


sstt.. jangan takut adik kecil..
selama aku masih di sini.. akan kuhiasi wajahmu dengan senyum..
kelak kau akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijak dan dewasa..


Jadi..
Tersenyumlah  :-)

Comments

Popular posts from this blog

Lots of Love and Laugh

Seandainya ...