Anak Sekecil Itu.. "Anne.."

Anak kecil itu menangis di teras sambil memegang kain lap ditangannya. Dengan enggan, tangan mungilnya menggosok-gosokan kain lap ke lantai berkeramik merah marun. Pagi itu saya terbangun, dan seperti biasa langsung membuka pintu, mematikan lampu, lalu kemudian membuka jendela. Keluar kamar, berdiri di teras, dan merasakan sinar matahari yang mulai muncul, dan juga angin segar yang menyapa teduh..yaa masih sama rasanya hingga hari ini.

Lalu..saya mengalihkan pandangan ke arah teras bawah, dengan heran saya melihat ada sosok kecil yang sedang membelakangi saya sambil mengelap lantai. Saya menuruni anak tangga, lalu coba untuk menghampiri dia. Belum  sampai ditempatnya, terdengar isak yang pelan dari arah tubuh mungil itu. Ketika sampai dan menghampirinya, saya menatap wajah yang baru saya temui itu, pipinya terlihat basah karena air mata, dan dari sudut matanya terlihat butiran-butiran air mata yang siap jatuh lagi membasahi pipinya.

"Ade, kenapa? kok nangis?" itu saya yang bertanya dengan merasa kasian melihatnya. Dia hanya diam, balas menatap saya, memperhatikan saya sebentar, lalu kembali tangannya mulai menggosok-gosokkan kain di lantai. Tak ada suara yang keluar dari mulutnya, hanya diam dan sesekali sesenggukan. Hari itu sekitar 2 tahun yang lalu saya masih ingat dia mengenakan baju terusan hingga lutut atas, berwarna kuning lengkap dengan coraknya yang kota-kotak, rambutnya yang sebahu dibiarkan terurai, dengan tidak mengenakan alas kaki.

Dia adalah sosok baru yang saya temui di rumah ini - selain ibu dan bapak kosan, juga yani dan bi kokom - selama saya satu tahun (pada saat itu) menyewa sebuah kamar kosan di kota ini. Lalu saya bertanya siapa namanya, "Anne.." suaranya terdengar bergetar dan sangat pelan, nama itu  terucap dari bibir mungilnya. Saya tetap mencoba mengajaknya berbicara, menanyakan mengapa dia menagis pagi itu. Tapi tetap, tidak ada jawaban, hanya gelengan yang terlihat dari bahasa tubuhnya. Saya hanya mengira, dia adalah anak yang dipekerjakan ibu kosan, untuk membantu membersihkan rumah, dan mungkin akan disekolahkan.

Hmm..anak sekecil itu, yang seharusnya masih berada dibalik selimut yang nyaman dan juga hangat, namun pagi itu dia sudah memegang kain lap dan bekerja membersihkan rumah. Teringat ketika saya kecil, ibu memanjakan saya, belum diperbolehkan memegang atau mengerjakan ini itu. Dibangunkan dengan rasa sayang, dengan sarapan yang sudah siap untuk disantap.

Hmm..merasa tidak adil meliat anak sekecil itu diperlakukan demikian. Ditambah dengan melihatnya menangis, membuat batin saya semakin sedih. Sepertinya dia habis dimarahi ibu kosan - ibu kosan memang terkenal sangat keras - ketika memberi perintah. Saya coba untuk menenangkannya, berharap dia bisa berhenti menangis. Namun berbicara dengan anak kecil memang sedikit sulit, apalagi kondisinya dia baru melihat saya dan merasa asing. Juga dengan rumah dan orang-orang di rumah ini, pasti merasa sangat asing dan tidak nyaman.

Jauh dari ayah..jauh dari saudara-saudaranya..dan ibunya telah tiada..itulah Anne..
sosok mungil yang sudah saya anggap seperti adik saya di rumah ini..
Itulah Anne..anak kecil yang saya temui 2 tahun lalu..

P.S: Sabar ya adik kecil, semoga kau cepat tumbuh dan dewasa.. Semoga kelak kau mendapatkan kehidupan yang lebih baik.. :)

Comments

Popular posts from this blog

Lots of Love and Laugh

Seandainya ...

Tersenyumlah :-)